The Great Big Bang and dinosaurs
Fiery rain and meteors
It's all in unfortunately
You're gonna live forever in me
i guarantee, just wait and see
Lonceng tua katedral pagi ini terdengar begitu khidmat, serasi dengan suara kepak kawanan
merpati yang kaget terbang karena dentang. Dengan mata tertutup Arnold
menikmati keriuhan itu dari dalam gereja. Ada suatu kedamaian yang ia rasakan
sehingga membuat ia bernafas dengan perlahan, seakan ingin menghirup semua
kesucian yang terasa di udara pagi. Ia membatin, kapan kira-kira ia akan
membuka matanya.Setelah nafas dihela? Setelah dentang lonceng berakhir?
Part of me was made by you
And planets keep their distance too
The moon got a grip on the sea
Youre gonna live forever in me
I guarantee your destiny
Derak pintu kayu yang berat terbuka
menggema di ruangan, mensenyapkan suara kerumunan orang yang saling
berbisik, dan juga menggerakkan mata Arnold untuk terbuka. Cahaya pagi yang
terpantul dari marmer putih halaman luar melesak masuk dari pintu yang terbuka,
sudah pasti kontras dengan suasana bagian dalam yang lembut cahayanya dari
kristal-kristal chandelier kuno
dengan -sinar lilin-lilinnya yang kuning temaram . Di sana, di dalam pancaran
cahaya pada pintu yang terbuka, Arnold dan juga hadirin yang lain memusatkan
pandangan pada seberkas siluet yang perlahan mendekat hingga warna-warna tidak
lagi kontras dan menjadi padu. Hadirin serentak berdiri dengan aba-aba organ
gereja yang mulai dimainkan. Arnold yang telah berdiri dari awal, menunggu,
menanti di paling depan, segera mafhum akan aroma yang merebak melesak masuk ke
dalam ruangan ketika pintu tadi dibuka. Aroma manis vanilla yang telah akrab
dalam hidupnya. Aroma manis dari sosok manis yang sekarang terlihat lebih manis
dengan gaun putihnya yang anggun. Sebuah kemanisan yang suci, semacam awan,
batinnya.
Terlihat
dari senyum yang melebar, Arnold bahagia melihat dia dan cantiknya dengan gaun
putih panjang dan cadar sutra yang takkan bisa menyembunyikan garis hidung dan
bibir yang telah ia hapal dengan sangat; anggun langkahnya ketika berjalan
perlahan dalam gandengan sang ayah yang bermuka keras tapi selalu jenaka bila
bercanda; lebih bahagia lagi karena ia mendengar nama kecilnya, Arnie, yang
hanya seorang saja di dunia ini memanggilnya begitu, keluar dari sela
senyum lucu mempelai wanita ketika ia menghampiri Arnold, lalu melewatinya
menuju altar dengan meninggalkan aroma vanilla yang harum.
Life is full of sweet mistake
And love an honest one to make
Time is not a fruit on a tree
But you gonna live forever in me
I guarantee, it just meant to be
Organ
selesai dimainkan, para hadirin telah kembali duduk, juga Arnold yang duduk di
barisan terdepan bersama para pendamping mempelai pria lainnya. Kamera kesayangan
yang ia pegang terus merekam sejak awal, merekam semua kejadian bahagia pagi
ini. Kamera itu hadiah ulang tahun pertama dari sang mempelai
wanita saat mereka masih bersama, lima musim gugur yang lalu. Telah terlalu banyak kebahagiaan yang terekam di dalamnya, mungkin ini adalah tugas terakhir kamera itu, merekam mempelai wanita dipasangkan cincin di jari manisnya .
"If anyone here has any reason why these two should not be joined together, let him speak now or forever remain silent", suara pastor yang begitu bijak memantul-mantul di dinding katedral yang tua, disambut dengan hening diam para khalayak yang berbahagia. Lalu organ kembali dimainkan, bercampur dengan riuh desah bahagia
para hadirin. Bagi Arnold, dentang lonceng yang khidmat dan kepak sayap burung
adalah satu-satunya riuh yang terdengar. Ia merasa seperti memandang lautan
awan putih di bawah sayap pesawat yang perlahan melaju tenang di bawah biru.
Kamera kesayangannya tetap merekam semua kejadian, yang tampak maupun tidak. Lonceng
masih terus berdentang mengiring kedua mempelai bersama para hadirin menuju
halaman luar. Samar, dentang itu seperti memanggilnya dengan lembut, dan manis...
"Arnie..."
And when the pastor ask the pews
The reason he can’t marry you
I keep my word and my seat
You gonna live forever in me
I guarantee, just wait and see
*lyric by John Mayer - You're gonna love forever in me