Pages

Selasa, 29 November 2016

Sewarna

Bila iseng kucoba melukis
Dengan sapuan mata kujelajahi sekitar pandang
Kutangkap, kupotong, lalu kugambar ulang
Dengan kuas pena atau malah sejoli ibujari
Kata-kata bagiku ialah spektrum warna
Warna yang baik adalah rima
Kupilih sebaik-baiknya diksi demi estetika idealis picisan: Realis, romantisis, sosialis, persetankan makna
Kadang hanya lukisan tanpa tema
Mungkin lukisan kita berbeda
Meski dunianya tetap sewarna

12 nov 16

Rabu, 23 November 2016

Kepada Hutan yang Kurindu

Kepada hutan yang dirindu
Hai teduh, apa kabarmu?
Semalam mimpiku berisi dirimu
Sungguh terasa nyata hingga-hingga
Kata Ibu, kaki tanganku turut meraga
Hei teduh, masihkah kau teduh?
Mesrakah hijaumu masih padaku?
Aku impikan dinginnya sungai
Dingin kaki di riak celupan
Lalu ada daun lewat sangat santai
Kuambil saja jadikan kapal-kapalan
Di pucuk dahan ada kenari tertawa
Di bawahnya ayam cemanik berceloteh
Aku jadi ngantuk, tidurlah di tenda
Tenda rindang tempat aku mengoceh
Lalu lucu, ada ibu di dalamnya!
Ibu bilang: "pulanglah nak, hampir turun malam"
Malam yang kelam hitam legam
"Tapi di langit berbintang toh bu?"
"Ya, tapi kau bukan milik hutan
Kau milikku "
"Haruskah aku pulang, bu?"

Kepada hutan yang dirindu,
Tunggulah aku menemui
Sebentar lagi, tak lama lagi
Aku kangen malam dalam alam
Tunggu ibu sudah tidur dulu
Ssst, pintu depan tiada dikunci!

Bubat, 23 Nov '16

Sabtu, 12 November 2016

Gradasi senja

Siapa yang menyangka
Ada ungu dalam semburat senja?
Spektrum yang terbaca dengan bahagia
Di antara siluet beberapa cemara dan batang randu
Di jauh kepak beburung membayang beradu
Setelahnya hadirlah gradasi merah yang menyenangkan
Marun? Muda? Entahlah
Membias oranye sedikit saja nun di bawah
Menjadi latar dari berbagai tetek-bengek urusan hati
Happy reading, sebutmu untukku
Dalam sebuah potongan senja yang kau tangkap dan bingkai dalam sebuah pembatas buku
Senjaku selamanya membias ungu
Bukuku selamanya berbatas senjamu


Bubat, 12 Nov '16