Pages

Kamis, 04 Juli 2013

Dunia

Setiap orang punya dunia nya sendiri
Dunia-dunia itu bisa saja bersentuhan,
bergesekkan,
saling terkait,
atau mungkin paralel.

Semesta yang ada di dalam dunia tersebut
mungkin juga berbeda.
Setiap pohon yang ada,
Setiap gunung yang menjulang,
atau ombak yang berdesir,
akan terlihat berbeda di masing-masing dunia.
Berbeda di setiap mata manusia penghuninya.

Rabu, 03 Juli 2013

Pengecut

Seorang pejuang yg berani berkata, lebih baik terasing drpd menyerah kpd kemunafikkan.
Masihkah itu berlaku skrg? Di tengah buai indah semu dunia, ditengah segerombolan manusia-manusia manja.
Masihkah ada sosok yg berani,
Berani bermimpi, berjuang, untuk tetapkan hati dalam kebenaran.
Bukan hanya bualan indah bagai ayat nirwana, tapi juga tindakan yg terasa derapnya ditanah.

Mungkin aku juga begitu.
Terikat dalam kepengecutan, ketakutan.
Tak berani bertindak, hanya bersyair bergulat dalam kalut.
Perasaan muak ini sudah memuncak..
Aku muak jadi pengecut
Ingin segera kumuntahkan rasanya
Aku lelah dijangkiti penyakit ini
Aku ingin bertindak
Bertindak sebagai seorang pemberani
Yang berkata benar di kala benar
Tanpa takut dipandang salah oleh khalayak...
Aku ingin berani
Aku ingin bertindak

Selasa, 02 Juli 2013

Dunia Berubah

Ini tulisan ngawur saya sekitar 2 tahun yg lalu kalo ga salah, waktu masih semester 1 tepatnya.
Ditulis di BB, waktu nungguin dosen dateng (yg ga dateng-dateng) dan masih belum terlalu gaul buat nyari temen ngobrol :3 .

Alhasil, memojoklah saya. Kebetulan saat itu saya baru selesai menamatkan tetralogi Bumi Manusia, karyanya Bung Pram, yang akhirnya, 3 buku lanjutan setelah Bumi Manusia berhasil saya dapatkan di Kinokuniya.

Saya yang masih kebawa romansa era kolonial yang diceritakan pram, mulai menerawang. Daripada keliatan konyol ngelamun dan diliatin ama orang, mending ditulisin aja terawangannya, daripada ga ada gawe juga. Lah, mau ngobrol belom ada temen, apalagi pac.... ah, sudahlah..

Anyway, inti tulisannya sih tentang Geliat perubahan. Bahwa pada Bumi Manusia, pergerakan dan perjuangan untuk berubah itu kerasa banget geliatnya.
Dan juga, jalan dan perilaku nya jelas. Tujuannya juga jelas. Yang saya pertanyakan adalah, mengapa sekarang tidak? Apakah faktor perbedaan zaman? Perbedaan tujuan? Atau memang beginilah jalannya evolusi manusia? Dari kondisi statis, lalu meledak, lalu kembali statis dan akhirnya berhenti secara perlahan? Apakah seperti itu kiamat nanti terjadi?

 Bah, jauh kali ootnya, ya sudahlah, ini tulisannya *perlu diingat, tulisan ini tidak didasarkan riset dan penelitian apapun, bahkan gugling pun tidak, murni dari terawangan. Jadi mahap aja kalo isinya ngawur dan ngasal :3 *

Dunia berubah. Waktu juga. Begitupun hal-hal yang terkait dengannya. Perubahan dalam setiap segi kehidupan sudah, sedang, dan akan terjadi. Itu pasti. Hanya saja, jenis perubahan itu berbeda-beda jika dikaitkan dengan manusia sebagai objek.
Manusia memiliki beberapa segi perubahan dalam hidupnya. Baik itu perubahan maju ataupun perubahan mundur. Perubahan manusia bisa terjadi pada perseorangan, atau individu, ataupun pada suatu kelompok yang massive. Perubahan pada individu biasanya hanya berdampak kecil pada lingkungan individu tersebut. Tapi, jika individu yang terjangkit perubahan tersebut dapat menularkan perubahan tersebut kepada lingkungannya dengan massive, maka itu disebut pergerakan. Perubahan yang saya katakan ini adalah perubahan manusia dalam hal memperbaiki sistem kehidupan dari segala sisi, demi mencapai suatu tingkat kehidupan bermanusia yang berhagemoni dan harmoni sesuai cita-cita luhur setiap azas kehidupan.
Perubahan dapat berjalan cepat atau lambat, sesuai dengan keadaan dan kejadian yang menjadi pemicu. Saya ambil contoh perubahan sistem hidup manusia dari keadaan purba, kuno, pertengahan, dan moderen. 
Perubahan manusia dari keadaan purba menjadi kuno adalah contoh perubahan lambat. Lambat, karena tidak ada pemicu yang cukup kuat untuk menyalakan sumbu perubahan yang cepat tersulut. Perubahan manusia dari kuno ke pertengahan termasuk semi-lambat, karena pemicu yang sudah ada, sudah tersulut tapi tak cukup mesiu untuk membuat ledakan. Contohnya adalah sistem kerajaan kuno dan kerajaan pertengahan. Perubahan yang ada hanyalah sebatas cara hidup dan alat, tetapi dalam segi kehidupan, masih diatur oleh raja yang "dituhankan" oleh agama. Pelambat ledakan dari sumbu tersebut adalah agama.
Perubahan dari pertengahan ke moderen adalah termasuk perubahan cepat. Perubahan itu terjadi karena keadaan sudah terlalu memuakan bagi kalangan secara massive, sehingga sumbu tersulut cepat, hingga akhirnya ledakan tercipta. Dengan ledakan tersebut, mendadak keluarlah isi-isi otak para manusia. Semua nya tertumpah dalam bentuk ciptaan-ciptaan dan ide-ide yang sama sekali baru, sehingga dunia seaakan diperbaharui dari langit ke laut. Periode 1800-1900-an adalah contohnya.

Setelah itu, kita kembali stagnan. Keadaan hidup telah dianggap nyaman sehingga tidak diperlukan perubahan. Kalaupun ada, kalangan yang menginginkan tidaklah massiv, sehingga ledakan tidaklah terjadi. Sumbu yang tersulut dapat dengan mudah dipadamkan.

Di indonesia sendiri, pergerakan untuk perubahan sendiri dimulai dengan jelas pada periode awal 1800-an, dimana keadaan dunia sedang dalam pergolakan keilmuan...




Cliffhanger? iya, karena Dosen nya datang. males Belum ada niat mau dilanjutin. Lagian ga ada yg baca juga kan, hahahahaha.
Btw, kalo saya baca lagi, jadi malu deh. Ketauan banget begonya, hehehehe. Tapi semoga ada yg punya pertanyaan dan pernyataan yang sama kayak saya, siapa tau ada jawabannya.

Senin, 01 Juli 2013

Curup Road

Oke, post ini sebenernya geje, hahaha
Berawal dari galau yang amat sangat mendera akibat homesick akut pada tahun kemaren, maka saya menggubah lirik Curup Road, yg sebenernya merupakan cover song dari lagunya John Denver - Country Road.
Lagu yang saya tulis di kosannya bajul ini cukup efektif bikin saya makin galau, hahahaa...
Berikut liriknya, dinyanyikan dengan nada full cover dari Country Road :

Bagai di surga, di curup sana
Di pagari gunung, di aliri sungai
Hidup tenang, setenang di hutan
Dimana sang angin, semilir tenang

Curup road, take me home
To the place, where i belong
Curup city, mountain Kaba
Take me home, Curup road

Semua kenangan, indah penuhi
Tentang petak sawah, atau kicau burung
Tentang suban, atau danau mas
Kabut dikala pagi, dan dinginnya hari

Curup road, take me home
To the place, where i belong
Curup city, mountain Kaba
Take me home, Curup road

Kudengar suara ibuku memanggil pulang
Lagu ingatkanku akan rumahku yang jauh
Kutetapkan hati ku agar
suatu hari ku kan pulang, kembali pulang

Curup road, take me home
To the place, where i belong
Curup city, mountain Kaba
                        Take me home, Curup road                     2x