Pages

Minggu, 28 Juni 2015

Asyuu~

Gitar masih kupetik beraturan. Hanya mulut saja yang bungkam. Sengaja kukatup rapat tanpa suara, biarlah hanya telinga saja yang menikmati suara merdunya. Bah, muncul lagi sesak yang sama. Sesak yang dikutuk tapi kadang dirindukan. Sesak yang muncul kala dalam diam kuperhatikan simpul senyumya, yg kadang sekilas mengintip deret giginya, disusul rangkaian tawa yang renyah namun manis macam beng-beng.

"Loh, kok diem? Kok Ga ikut nyanyi?" Tanyanya
"Lagi males ah, batuk. Udah kamu aja, merduan suara kamu kok" jawabku.
"Aaa, ga mauu, nyanyi bareng ajaaa" sambungnya manja.

Aku mendengus serupa tawa. Mungkin akibat sesak tadi kali, entahlah. Kugeser jari-jemari meraba senar, hingga terbentuk sebuah chord. Baiklah, kataku dalam hati, kalo itu mau kamu, biarkan aku yang bernyanyi...

"(Do I wanna know)
If this feeling flows both ways?
(Sad to see you go)
Was sort of hoping that you'd stay
(Baby we both know)
That the nights were mainly made for saying things that you can't say tomorrow day

Crawling back to you

Ever thought of calling when you've had a few?
'Cause I always do
Maybe I'm too busy being yours to fall for somebody new
Now I've thought it through

Crawling back to you"

Selesai.
Dari tunduk, segera kuangkat muka, tapi nyangkut sama matanya. Berhadap tatap. Aku diam, dia diam, tv diam, detak jam diam, bumi diam, hanya suara jantung yang membahana melawan bungkam. Terasakah oleh mu? Sampaikah padamu? Mengertikah kamu? Sial! Apa arti diam mu?

"A... Aku ga ngerti lagunyaaaa~" katanya manja memecah hening...

...Asyuuuuu


Nangor, Maret '15

Sabtu, 13 Juni 2015

Aku rindu pagi
pada padang alang, yang basah, pada dinginnya tanah yang tinggi

Nangor, 13 Jun '15

Sabtu, 06 Juni 2015

Pola pikir sampah si penyampah


Berawal dari sebuah screenshot postingan fb diatas, saya jadi gatel.

Itu orang pola pikirnya gimana dah? Jadi dia kalo ke wc umum, bebas berak dimana aja? Bebas naro tai di depan pintu?

Masalah bayar tiket mahal, emang tiket masuk TN/TWA buat kebersihan doang? 
Kalau pun hasil tiket 100% buat kebersihan, kawasan ga bakal bersih total karena KAWASANNYA LUAS MAS. BERATUS HEKTAR. YANG MASUK JUGA RAME. TIAP HARI LAGI. GIMANA BISA TAU ELO BUANG BOTOL AER DI SUDUT HUTAN SEBELAH MANA, ATAU BUANG PUNTUNG ROKOK DI TREK BAGIAN MANA.

Diperdaya harga jeep *bukan jeb* ? Pfft, itu mah salah situ mau aja diperdaya. Apa juga hubungannya sama buang sampah sembarangan. 
Jadi kebayang tiap hari para ranger ama volunteer naik ke atas terus turun bawa sampah orang lain.

Jujur aja, saya juga kalo disuruh mungutin sampah orang juga males.
Tapi kadang kalo pas turun ngeliat ada sampah di trek, ya dipungutin juga, masukkin kantong atau tas. Karena kasian liat dia. Udah luka badannya karena didaki, ditambah kotor pula rupanya karena pendaki.

Kalo ga mau ngurusin sampah orang, paling ngga urusin lah sampahmu sendiri.
Sampahnya terlalu banyak buat dibawa turun? Berarti ada yg salah sama manajemen perlengkapan kamu dan kelompokmu.
Sah aja sih jadi bagian dari tren yang lagi booming, tapi cobalah jadi bagian yang positif dari sebuah tren.
Juga perhatikan lah sampah-sampah kecil, jangan sampah gede doang. Contoh: bekas tali rafia, bekas bungkus bumbu mie, atau puntung rokok. Emang keliatannya kecil, tapi berbahaya banget buat keadaan alam.

Buat pengurus TN/TWA juga menurut saya, harus lebih berani memperketat masalah simaksi dan syarat lainnya. Lebih detil lagi di cek kesiapan dan persiapan pengunjung. Jangan sekedar formalitas doang.

Semoga semakin tinggi kaki menjejak, semakin tinggi pula rasa mawas diri dan mengkoreksi diri. Sudah terlalu banyak dosa manusia terhadap alam, tak perlu ditambah tabungannya.

Doa saya untuk tren ini dan tren batu akik: Meledak lalu perlahan kembali teredam. Tersisih oleh seleksi, menyisakan para penggemar sejati.

Saya bukan aktivis lingkungan. Masih sering juga littering tanpa sadar. Tapi saya berusaha berubah, dan akan terus berusaha. Karena yang memberi arti pada hidup ialah usaha.

Maafkan ceracauan saya.