Gitar masih kupetik beraturan. Hanya mulut saja yang bungkam. Sengaja kukatup rapat tanpa suara, biarlah hanya telinga saja yang menikmati suara merdunya. Bah, muncul lagi sesak yang sama. Sesak yang dikutuk tapi kadang dirindukan. Sesak yang muncul kala dalam diam kuperhatikan simpul senyumya, yg kadang sekilas mengintip deret giginya, disusul rangkaian tawa yang renyah namun manis macam beng-beng.
"Loh, kok diem? Kok Ga ikut nyanyi?" Tanyanya
"Lagi males ah, batuk. Udah kamu aja, merduan suara kamu kok" jawabku.
"Aaa, ga mauu, nyanyi bareng ajaaa" sambungnya manja.
Aku mendengus serupa tawa. Mungkin akibat sesak tadi kali, entahlah. Kugeser jari-jemari meraba senar, hingga terbentuk sebuah chord. Baiklah, kataku dalam hati, kalo itu mau kamu, biarkan aku yang bernyanyi...
"(Do I wanna know)
If this feeling flows both ways?
(Sad to see you go)
Was sort of hoping that you'd stay
(Baby we both know)
That the nights were mainly made for saying things that you can't say tomorrow day
Crawling back to you
Ever thought of calling when you've had a few?
'Cause I always do
Maybe I'm too busy being yours to fall for somebody new
Now I've thought it through
Crawling back to you"
Selesai.
Dari tunduk, segera kuangkat muka, tapi nyangkut sama matanya. Berhadap tatap. Aku diam, dia diam, tv diam, detak jam diam, bumi diam, hanya suara jantung yang membahana melawan bungkam. Terasakah oleh mu? Sampaikah padamu? Mengertikah kamu? Sial! Apa arti diam mu?
"A... Aku ga ngerti lagunyaaaa~" katanya manja memecah hening...
...Asyuuuuu
Nangor, Maret '15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar