Pages

Rabu, 23 November 2016

Kepada Hutan yang Kurindu

Kepada hutan yang dirindu
Hai teduh, apa kabarmu?
Semalam mimpiku berisi dirimu
Sungguh terasa nyata hingga-hingga
Kata Ibu, kaki tanganku turut meraga
Hei teduh, masihkah kau teduh?
Mesrakah hijaumu masih padaku?
Aku impikan dinginnya sungai
Dingin kaki di riak celupan
Lalu ada daun lewat sangat santai
Kuambil saja jadikan kapal-kapalan
Di pucuk dahan ada kenari tertawa
Di bawahnya ayam cemanik berceloteh
Aku jadi ngantuk, tidurlah di tenda
Tenda rindang tempat aku mengoceh
Lalu lucu, ada ibu di dalamnya!
Ibu bilang: "pulanglah nak, hampir turun malam"
Malam yang kelam hitam legam
"Tapi di langit berbintang toh bu?"
"Ya, tapi kau bukan milik hutan
Kau milikku "
"Haruskah aku pulang, bu?"

Kepada hutan yang dirindu,
Tunggulah aku menemui
Sebentar lagi, tak lama lagi
Aku kangen malam dalam alam
Tunggu ibu sudah tidur dulu
Ssst, pintu depan tiada dikunci!

Bubat, 23 Nov '16

2 komentar:

  1. halo, apa kabar? bagaimana kehidupan sang sarjana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Anon!
      Kabar Alhamdulillah senantiasa baik
      Bagaimana kabarmu?

      Hehehehe. Sarjanaku masihlah hampa, belum berisi perjuangan apa-apa.

      Hapus