Pages

Minggu, 20 April 2014

2-3 menit

Bangku kayu ini sudah lapuk.
Tidak terlalu nyaman, sih, tapi setidaknya aku bisa duduk. Lembab kayu terasa merembes ke balik celana, dingin di pantat. Bah, hujan tak kunjung berhenti pulak!

Aku berada di sebuah warung di pinggir jalan.
Warung tipikal yang ada di pinggir jalan: dari gerobak, berdinding kayu dan plat, disampingnya ada bangku kayu beratapkan terpal yang diikatkan ke atas gerobak. Biasanya dipakai untuk pelanggan warung yang duduk sembari ngopi. Atau sekedar jadi tempat duduk orang-orang yang berteduh karena hujan, seperti aku, yang karena "ga enakan" akhirnya membeli sesuatu dari warung si penyedia fasilitas.

Warungnya tutup. Entah karna hujan atau karna rumah si empunya lagi terendam banjir. Tak tahulah. Yang jelas, rencana beli rokok dan kopi sembari nunggu kucuran air dari langit ini berhenti batal sudah.
Bosan juga. Hampir 60 menit pula duduk disini. bukan apa - apa, kutakut bangkunya tak kuat lagi nahan pantatku yang seksi. Motorku yang baru saja di cuci (sial) pagi tadi, macam menggigil di bahu jalan. Lirik jam sedikit, ah, sudah hampir maghrib pula.

Tapi suasananya romantis juga. Permukaan jalan berasap dihantam hujan, pepohonan mangut-mangut digelayut angin, jalanan sepi-lurus-panjang, dan tetesan-tetesan air dari tepi terpal.
Ah, akan tambah romantis kalau lampu jalan mulai dihidupkan. Tapi suasana ini membawa rasa lain selain indah. Rasa yang membuat kau memandang ke langit kelabu, lapang, luas. Memandang tanpa alasan, tanpa pertanyaan.

Heh, dunia itu aneh. Kau tak pernah tau bagaimana hidupmu yang menyedihkan itu bisa berubah drastis dalam sekian menit ke depan. Pikiran kita selalu dibiasakan untuk mempersiapkan diri berdasarkan ramalan jangka panjang. Cita-cita, rencana, peta kehidupan. Tapi, kita cenderung melewatkan pikiran tentang apa yang terjadi dalam 2-3 menit kemudian.
Kita cenderung menganggap, kalau waktu yang sedemikian singkat tidak akan membawa perubahan yang signifikan dalam hidup.

Padahal, kita tidak pernah tau, dalam 2-3 menit tersebut, hal apa yang akan muncul dari persimpangan jalan. Seperti mobil yang tetiba datang, dan menabrak warungku, bangku reyotku, motorku, 2-3 menit setelah aku melirik waktu di jam tanganku tadi.

Ah, sekarang, tak lagi perlu ku khawatirkan hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar