Aku suka pagi ini. Bosankah kau bila aku mengatakan itu? Ah, bagaimana bisa. Sedang selama ini aku hanya berkata barang satu atau dua kali, sisanya kukatakan dalam hati. Tapi bukankah kau tahu, aku selalu suka kala pagi hangat membiru seperti sekarang ini?
Aku suka bagaimana kau menyapa di kala dingin masih menyelimuti tungkai kaki, lalu kita memulai hari.
Aku suka bagaimana percakapan riang mengisi gelas kopi, seriang uap panas yang berputar menari di atasnya.
Aku suka ketika empat potong roti gandum berisi coklat dan selai nanas yang aku hidangkan diterima dengan senyuman.
Lalu aku juga suka, suasana pasar yang ramai dalam semesta yang berbeda-beda antara tiap-tiap kepala yang bersuara, riuh demi kebahagiaan keluarga-keluarganya nanti.
Aku sangat suka, bagaimana cahaya hangat menerpa kulit, dan membentuk segitiga keemasan di halaman putih pada lembar-lembar buku yang kubaca ketika menunggu.
Akhirnya aku tak tahan untuk juga suka dengan bagaimana aku berani mendekatkan diri kembali dengan pena dan kertas, akrab, dimana kutinggalkan ponsel tempat catatan-catatanku tercolok listrik di rumah demi kedamaian pada masa-masa silam.
Aku suka pagi, terlebih pagi ini, meski ia akan segera berganti. Putaran nasib yang tak terelakkan memang kadang melelahkan.
Tapi bosankah kau bila kukatakan lagi, jika aku suka keindahan?
Dan kau, menurutku: indah.
Curup, 17 Sept '16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar