tenang dan nyaman seperti biasa
Sempat kukira kau tertidur
ku sadar bukan saat ku tak dengar dengkur
Kulihat wajahmu yang wibawa dan kaku
tampan, mirip seperti ku
Belum puas rasanya ku belai janggutmu
Belum puas rasanya kucabuti rambut putih disitu
Belum puas rasanya kupijati,
kepalamu, tanganmu, kakimu, punggung pundak dan pinggangmu
Bahkan ku rasa,
aku belum puas bertemu denganmu
Masih ingin bersamamu
Dipeluk
ditelpon
ditanya
diperhatikan
oleh mu
Sekarang 'kan tiada lagi semua itu
tiada lagi sosokmu kan hadir di depanku
tiada lagi sosokmu yang besar memenuhi ruangan rumah
tiada lagi sosokmu yang tidur di kamarmu, makan di meja itu,
membaca koran di beranda, berjalan berkeliling rumah dengan tongkatmu...
Tak kan ada lagi kegiatan kita seperti dulu
makan di luar ketika kau jenuh
pergi ke kota setiap minggu
tertawa riang di mobil,
ku menyupir, dan kau di belakangku
Atau duduk bersama bercerita
merencanakan masa depan ku, masa depan kita
Entahlah, sekarang aku tak tahu merasa apa
Aku dalam dilema
Satu sisi, ku terluka, karena kau tiada
lain sisi, ku bahagia, karena kau tak kan pernah lagi merintih dan menderita
Sedihku tanpa air mata
Tangisku tanpa suara
Semua ku sembunyikan di balik topeng tawa
Aku kehilanganmu, Pa
Sosok Ayah yang cintanya melebihi hidupnya
Sesal bagiku kenapa tak banyak kuhabiskan
waktuku denganmu
Inginku berteriak sekencangnya dan bilang bahwa
Aku sangat mencintaimu, Pa
Sekarang, yang bisa ku berikan hanyalah doa
ku yakin, dengan semua amal baikmu di dunia,
kau pasti bahagia di sana
Kau lah legenda
Sosok Ayah super yang namanya menggema
Hidupmu adalah sejarah
Selamat jalan , Pa
Sampaikan salamku pada bidadari surga
ku tahu, kau pasti sedang menggoda mereka
Seperti kita dulu menggoda bidadari dunia
Saat kita masih bersama
Good bye, old man. I'm always love you with all my heart....
special for my beloved old man..
#100hari meninggalnya Ayahanda tercinta, H. Hudari Hamid